Minggu, 20 Desember 2009

Kepada Mahasiswa (Ringkasan dari Surat Hasan Albana)

Agama dan Politik

Terdapat 2 pion penting, yaitu:
1. adanya perbedaan yang sangat mendasar antara kepartaian dan politik. Politik secara umum melihat persoalan-persoalan umat, baik internal, maupun eksternal yang sama sekali tidak terkait dengan kepartaian
2. orang-orang Muslim yang awam tentang Islam atau ketika mereka bingung dengan urusan dan kokohnya Islam yang menancap didalam jiwa para pengikutnya, mereka berusaha membatasi substansi makna Islam pada lingkup sempit yang menghilangkan semua sisi operasional yang ada didalamnya. Mereka biasanya memberikan pemahaman kepada kaum Muslimin bahwa Islam berbeda dengan masalah politik, sosial, ekonomi dan lainnya.

Islam yang Utuh

Islam yang utuh adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan, toleransi dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-undangan.
Seorang Muslim tidak akan sempurna Islamnya kecuali ia adalah seorang politisi, mempunyai jangkauan andangan yang jauh dan memepunyai jangkauan pandangan yang jauh dan mempunyai kepedulian yang besar tehadap umatnya. Dikatakan pula pembatasan dan pembuangan makan politik dari substansi Islam sama sekali tidak pernah digariskan oleh Islam,

Politik Internal

Sikap politik seorang internal antara lain; mengatur roda pemerintahan, menjalankan tugas-tugasnya, merinci hak-hak dan kewajiban-kewajibannya, mengontrol dan membantu para petinggi agar mereka ditaati jika berbuat baik dan diluruskan jika menyimpang.
Islam mengajarkan adanya kepemimpinan umat serta mewasiatkan agar setiap kuslim mampu menjadi manajer dalam memantau pemerintahan,. Mamberikan nasihat, kontribusi dan selalu kritis terhadap setiap hasil perhitungan, Islam mewajibkan kepada pemimpin agar berbuat bagi kemaslahatan rakyat, ia juga mewajibkan kepada rakyat agar mendengar dan taat kepada pemimpin. Bila ditemui pemimpin yang menyimpang, maka wajib bagi rakyat untuk meluruskannya dengan kebenaran. Memberlakukan hukum yang berlaku dan mengembalikannya dalam rangka keadilan sesuai AL-Qur’an dan As Sunnah.

Politik Eksternal

Tujuan dari politik eksternal adalah menjaga kebebasan dan kemerdekaan umat, menanamkan rasa percaya diri, kewibawaan dan meniti jalan menuju sasaran mulia sehingga terhindar dari imperialisme dan campur tangan bangsa asing.

Keluasan Tasyri’ Islam

Ta’lim dan politik Islam merupakan tasyri’ (perundang-undangan) paling jeli dan utuh. Islam juga memberi pahala dalam berijtihad dengan menepati semua syaratnya.

Partai Politik

Islam tidak merekomendasikan kepartaian. Partai Politik jika sesuai dengan sebagian kondisi disebagian negara namun belum tentu sesuai untuk keseluruhannya. Di Mesir telah menerapkan sistem politik wihdah (kesatuan tanpa kepartaian) dua kali dan membuat masyarakat bersatu padu dalam mempertahankan negaranya sedangkan sistem multipartai yang telah diterapkan sekarang mambuat masyarakat tercerai-berai dan kerja berantakan.

sumber : Risalah Pergerakan II